Beranda | Artikel
Keengganan Orang Tua Mengungkapkan Rasa Sayang
Rabu, 8 Februari 2023

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Keengganan Orang Tua Mengungkapkan Rasa Sayang merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Mendidik Anak Tanpa Amarah. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 9 Rajab 1444 H / 31 Januari 2023 M.

Keengganan Orang Tua Mengungkapkan Rasa Sayang

Rasa sayang atau cinta kadang-kadang perlu diungkapkan secara verbal (dengan kata-kata), sebagaimana juga perlu dibuktikan dengan tindakan nyata. Jadi tidak bisa hanya bersandar kepada apa yang ada di dalam hati. Karena anak tidak tahu apa yang ada dalam hati kita dan kita pun tidak bisa membaca isi hatinya. Tapi yang bisa kita tangkap darinya adalah apa yang dikatakannya dan apa yang dilakukannya.

Orang tua perlu mengungkapkan rasa sayang kepada anak secara verbal, kemudian membuktikannya dalam bentuk tindakan nyata. Misalnya membelai, mengecup dan mencium anaknya sebagai ungkapan kasih sayang. Demikian pula dia perlu mengungkapkannya dengan lisannya. Dengan mengatakan misalnya “Ayah/Bunda mencintaimu,” dan sejenisnya.

Sebagian orang tua ada yang enggan mengungkapkan rasa sayangnya kepada anak. Mungkin dia bersandar dengan apa yang ada di dalam hati. Tentu ini tidak cukup. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menganjurkan kepada kita apabila mencintai seseorang, maka kita mengungkapkannya.

Walaupun mencintai dalam hati adalah konsekuensi dari loyalitas kita kepada sesama mukmin, tapi kadang-kadang perlu diungkapkan. Karena ungkapan kasih sayang itu menunjukkan bahwa kasih sayang yang kita miliki kepadanya adalah kasih sayang yang spesial/istimewa. Sebagaimana Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

تَهَادُوا تَحَابُّوا‏

“Salinglah memberi hadiah niscaya kalian akan saling menyayangi.” (HR. Bukhari)

Hadiah adalah bukti/tindakan nyata ungkapan sayang kita kepada orang-orang yang kita memang sayangi.

Orang Tua Jarang Berkomunikasi dengan Anak

Ketika anak sudah usia remaja, bahkan mendekati dewasa, ini perlu diajak komunikasi. Maka kita tentunya memilih topik-topik pembicaraan yang menarik sesuai dengan usianya. Sehingga dia tertarik untuk terlibat dalam pembicaraan/obrolan dengan kita. Dari sela-sela obrolan itu kita bisa menyisipkan pesan-pesan atau nilai-nilai yang ingin kita sampaikan kepada anak.

Cara seperti ini dilakukan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada anak-anak sahabat. Nabi sering berkomunikasi dengan mereka. Bahkan di atas kendaraan Nabi berkomunikasi dengan mereka. Nabi bertanya dan menyampaikan pelajaran-pelajaran kepada mereka. Seperti Nabi mengajarkan beberapa hal kepada Abdullah bin Abbas, Muadz bin Jabal dan beberapa sahabat-sahabat lainnya.

Sebagian orang tua mungkin terlalu sibuk dengan dirinya sendiri atau dengan dunianya atau dengan pekerjaannya.

Memang untuk mendekati anak itu perlu waktu yang kita korbankan. Sehingga untuk berkomunikasi dengan anak ini kadang-kadang kita terlalu pelit untuk memberikan waktu kepadanya. Kadang-kadang anak sudah membuka pembicaraan, tapi tidak direspon oleh orang tua.

Sebagian orang tua merasa tidak levelnya untuk berkomunikasi/mengobrol dengan anaknya. Tentunya kita yang menyesuaikan diri dengan kondisinya, bukan dia mengikuti pembicaraan kita. Maka perlu mencari topik-topik yang menarik bagi mereka untuk dibicarakan. Apalagi masalah-masalah yang up to date misalnya, yang dia punya antusias untuk membicarakannya dengan kita.

Obrolan ini sekedar untuk membuka hubungan dengannya. Karena kalau komunikasi antara anak dan orang tua itu lancar, maka masalah-masalah itu akan mudah untuk diatasi. Tapi kalau saling diam, hanya membaca batin, tidak ada komunikasi, ini bisa menjadi suatu kekeliruan dan salah paham nantinya.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajiannya.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/52679-keengganan-orang-tua-mengungkapkan-rasa-sayang/